Trump Bongkar Cadangan Aset Digital AS: Bitcoin, USDT, ETH hingga BNB
Bayangkan sebuah vault raksasa di dunia digital, penuh dengan Bitcoin, Ethereum, dan koin-koin lain yang bikin investor deg-degan. Nah, itulah yang sedang diperjuangkan Presiden AS Donald Trump! Pada awal 2025, Trump menggebrak dunia kripto dengan rencana besar: membentuk cadangan aset digital strategis untuk Amerika Serikat. Bukan cuma Bitcoin (BTC) yang jadi bintang, tapi juga stablecoin seperti Tether (USDT), Ethereum (ETH), dan bahkan Binance Coin (BNB) masuk dalam daftar. Apa artinya ini buat pasar kripto dan ekonomi global? Yuk, kita bongkar bareng!
Awal Mula: Perintah Eksekutif yang Mengguncang
Semua bermula pada 6 Maret 2025, saat Trump menandatangani perintah eksekutif untuk membentuk Strategic Bitcoin Reserve dan U.S. Digital Asset Stockpile. Menurut pengumuman resmi dari Gedung Putih, cadangan ini awalnya bakal diisi aset hasil sitaan pemerintah—tanpa nguras duit pajak rakyat. David Sacks, penasihat kripto Trump, bilang di X, “AS nggak akan jual Bitcoin yang udah disimpan. Ini bakal jadi ‘Fort Knox digital’ buat emas digital.” Keren, kan?
Tapi, nggak berhenti di situ. Trump kemudian ngasih kejutan lagi pada 2 Maret 2025 lewat postingan di Truth Social. Dia bilang cadangan ini bakal diperluas, nggak cuma Bitcoin, tapi juga XRP, Solana (SOL), Cardano (ADA), dan tentu saja ETH. “BTC sama ETH bakal jadi jantungan cadangan ini,” katanya. Belakangan, spekulasi muncul bahwa USDT dan BNB juga masuk radar, bikin pasar langsung heboh.
Data di Balik Cadangan: Berapa Banyak yang Udah Dikuasai AS?
Menurut Arkham Intelligence per April 2025, pemerintah AS udah pegang sekitar 200.000 BTC—nilainya kira-kira $17 miliar dengan harga Bitcoin di $85.000 per koin. Ini bikin AS jadi salah satu “paus” terbesar di dunia kripto, jauh ninggalin negara lain kayak Bhutan yang cuma punya 11.000 BTC. Selain Bitcoin, AS juga nyimpan ETH dalam jumlah signifikan, plus stablecoin kayak USDT dari kasus-kasus hukum.
Di sisi lain, Bo Hines, Direktur Eksekutif Aset Digital Trump, ngasih bocoran di Digital Assets Summit, New York, 18 Maret 2025. “Kita pengen Bitcoin sebanyak mungkin, kayak emas,” ujarnya, dikutip dari CoinDesk. Dia bilang AS bakal cari cara buat nambah cadangan tanpa beban anggaran—mungkin lewat obligasi khusus atau akuisisi strategis. Ada rumor dari X bahwa AS bisa nargetin 2,2 juta BTC, tapi ini masih diskusi, belum resmi.
Kenapa USDT, ETH, dan BNB Ikut Main?
Bitcoin emang raja, tapi kenapa Trump masukin USDT, ETH, dan BNB? Pertama, USDT—stablecoin nomor satu dengan kapitalisasi pasar $200 miliar (data Artemis, Januari 2025)—jadi “jembatan” buat investor masuk-keluar kripto tanpa drama volatilitas. Tether sendiri baru nambah cadangan BTC-nya senilai $735 juta, menurut Santiment, bikin posisinya makin kuat.
Lalu, Ethereum, dengan ekosistem DeFi dan smart contract-nya, nggak bisa diabaikan. Harga ETH sempat nyentuh $2.516 setelah pengumuman Trump (7 Maret 2025, CryptoHarian), naik 13% dalam sehari. Ini bukti ETH punya nilai strategis buat AS, apalagi Trump punya $1-5 juta ETH pribadi, menurut laporan Indodax Agustus 2024.
BNB, koinnya Binance, juga masuk daftar karena likuiditas dan dominasinya di pasar altcoin. Data CoinMarketCap nunjukin BNB sering jadi top performer, dengan harga Rp10,48 juta per koin per 21 Maret 2025 (Liputan6). Masukin BNB ke cadangan bisa jadi sinyal AS pengen diversifikasi aset digitalnya.
Reaksi Pasar: Euforia dan Ketakutan Bercampur
Pasar kripto langsung ngamuk pas Trump ngomong soal cadangan ini. Bitcoin naik 11% jadi $94.164 pada 7 Maret 2025, sementara ETH dan BNB ikut terbang. Tapi, volatilitas nggak bisa dihindarin. Pada 3 April 2025, harga BTC anjlok ke $82.000 gara-gara kebijakan tarif Trump ke China, bikin investor panik (Indodax). Untungnya, ETF Bitcoin malah cetak inflow $220 juta, nunjukin institusi masih percaya sama masa depan kripto.
Di X, netizen ramai. @CryptoWhiz bilang, “Ini baru awal. 2025 bakal jadi tahun bersih-bersih buat kripto.” Tapi ada juga yang skeptis, takut AS cuma mau kontrol pasar. Yang jelas, sentimen “Fear & Greed Index” sempat nyungsep ke 25 pada 3 April 2025, menurut Indodax.
baca juga: Apa Itu Praxis Credits? Rahasia di Balik Kota Inovasi Praxis
Apa Artinya Buat Kita?
Buat investor Indonesia, ini bisa jadi berkah sekaligus petaka. Rupiah bakal kena tekanan kalau dolar menguat gara-gara kebijakan Trump, tapi peluang cuan dari kripto juga terbuka lebar. “Kalau AS serius, kapitalisasi pasar Bitcoin bisa nyentuh Rp7,5 triliun,” kata analis di Liputan6 (8 Maret 2025). Tapi, hati-hati—volatilitas bakal jadi temen sehari-hari.
Trump jelas pengen AS jadi “crypto capital of the world,” kayak janjinya di kampanye. Dengan Bitcoin, USDT, ETH, dan BNB di tangan, AS nggak cuma nyanyi soal inovasi, tapi juga main strategi ekonomi global. Pertanyaannya: apa langkah selanjutnya? KTT Kripto Gedung Putih pada 7 Maret 2025 mungkin bakal kasih jawaban. Sampai saat itu, siap-siap buat rollercoaster di dunia kripto!
