Dalam dunia cryptocurrency, salah satu faktor penting yang harus dipahami oleh pemula adalah suplai yang beredar. Suplai ini dapat memberikan gambaran tentang potensi nilai dan risiko sebuah aset kripto. Artikel ini akan menjelaskan konsep suplai yang beredar, pentingnya dalam analisis, serta memberikan contoh nyata untuk memudahkan pemahaman.
Apa Itu Suplai yang Beredar?
Suplai yang beredar (circulating supply) adalah jumlah koin atau token suatu cryptocurrency yang tersedia dan dapat diperdagangkan di pasar. Ini berbeda dengan suplai total (total supply), yang mencakup semua koin yang telah ditambang atau dikeluarkan, termasuk yang tidak aktif, seperti yang disimpan di dompet terkunci. Ada juga istilah suplai maksimum (max supply), yaitu jumlah maksimum koin yang akan pernah ada.
Mengapa Suplai yang Beredar Penting?
- Menentukan Market Cap: Nilai pasar atau market cap dihitung dengan mengalikan suplai yang beredar dengan harga per unit aset. Contohnya, jika sebuah cryptocurrency memiliki suplai yang beredar sebanyak 10 juta koin dan harga per koin adalah $2, maka nilai pasarnya adalah $20 juta.
- Menganalisis Kelangkaan: Semakin kecil suplai yang beredar dibandingkan dengan permintaan, semakin besar potensi harga untuk naik. Bitcoin, misalnya, memiliki suplai maksimum 21 juta koin, yang menjadikannya aset langka.
- Menghindari Risiko Inflasi: Cryptocurrency dengan suplai yang terus meningkat tanpa batas mungkin menghadapi tekanan inflasi, yang dapat menurunkan nilai aset seiring waktu.
Langkah-Langkah Menganalisa Crypto Berdasarkan Suplai yang Beredar
- Cek Suplai dan Market Cap: Gunakan platform seperti CoinMarketCap atau CoinGecko untuk melihat data suplai yang beredar, suplai maksimum, dan nilai pasar.
- Bandingkan dengan Suplai Maksimum: Misalnya, Bitcoin (BTC) memiliki suplai maksimum 21 juta koin, sementara Ethereum (ETH) tidak memiliki batas suplai maksimum. Ini membuat Bitcoin lebih menarik bagi mereka yang mencari aset langka.
- Analisis Distribusi Suplai: Cari tahu apakah suplai terkonsentrasi di tangan beberapa individu atau institusi. Jika terlalu banyak koin dimiliki oleh segelintir pihak, ini bisa meningkatkan risiko manipulasi harga.
- Perhatikan Kecepatan Inflasi: Contoh: Dogecoin (DOGE) memiliki suplai tak terbatas dan mencetak koin baru setiap tahun, yang membuat nilainya cenderung lebih volatil dibandingkan dengan Bitcoin.
Contoh Nyata
- Bitcoin (BTC): Dengan suplai maksimum 21 juta dan suplai yang beredar sekitar 19 juta (per Desember 2024), Bitcoin memiliki reputasi sebagai “emas digital”. Kelangkaannya sering disebut sebagai salah satu alasan utama kenaikan harganya dari $1.000 pada 2017 menjadi lebih dari $60.000 pada 2021.
- Cardano (ADA): Suplai maksimum 45 miliar koin, dengan suplai yang beredar sekitar 35 miliar. Investor sering memperhatikan distribusi dan penggunaan ADA dalam ekosistemnya untuk menentukan potensi pertumbuhan.
- Shiba Inu (SHIB): Memiliki suplai total yang sangat besar, yaitu 1 kuadriliun, tetapi suplai yang beredar telah berkurang akibat mekanisme pembakaran (burning). Hal ini memengaruhi nilai pasar SHIB secara signifikan.
Kesimpulan
Pemahaman tentang suplai yang beredar adalah salah satu kunci untuk menganalisa cryptocurrency secara efektif. Dengan memadukan data suplai, distribusi, dan inflasi, investor dapat membuat keputusan yang lebih bijak. Selalu lakukan riset tambahan dan pertimbangkan faktor lain seperti adopsi teknologi dan regulasi sebelum berinvestasi.