Kondisi pasar saham yang sedang anjlok sering kali menjadi momen yang memicu kepanikan di kalangan investor. Dalam beberapa tahun terakhir, aset-aset digital seperti Bitcoin sering kali dianggap sebagai alternatif investasi di tengah gejolak pasar tradisional. Namun, apakah benar bahwa investor kini berbondong-bondong membeli Bitcoin saat pasar saham jatuh?
Korelasi antara Pasar Saham dan Bitcoin
Pasar saham dan Bitcoin sering kali menunjukkan hubungan yang kompleks. Bitcoin awalnya dipromosikan sebagai aset lindung nilai (hedge asset) seperti emas, yang berarti nilainya diharapkan meningkat saat pasar tradisional merosot. Namun, dalam praktiknya, Bitcoin sering menunjukkan korelasi positif dengan pasar saham, terutama selama periode ketidakpastian ekonomi global. Hal ini disebabkan oleh partisipasi yang semakin besar dari institusi keuangan di pasar kripto.
Data Terbaru dan Pergerakan Investor
Ketika pasar saham mengalami koreksi besar, beberapa data menunjukkan peningkatan aktivitas perdagangan Bitcoin. Misalnya, volume transaksi Bitcoin cenderung naik pada saat volatilitas pasar saham tinggi. Namun, peningkatan ini tidak selalu berarti bahwa semua investor memindahkan aset mereka dari saham ke Bitcoin. Beberapa investor mungkin hanya memanfaatkan volatilitas Bitcoin untuk perdagangan jangka pendek, sementara yang lain melihatnya sebagai bagian dari diversifikasi portofolio mereka.
Menurut sebuah survei oleh Glassnode, platform analitik blockchain, banyak pembelian Bitcoin yang terjadi selama periode ketidakpastian ekonomi dilakukan oleh investor ritel, bukan institusi besar. Ini menunjukkan bahwa adopsi Bitcoin sebagai “safe haven” masih belum sepenuhnya diterima oleh pasar keuangan tradisional.